Tingkatkan Indeksasi Jurnal Menuju Level Internasional, IAIN Madura mengirim delegasi mengikuti workshop DOAJ
- Diposting Oleh Admin Web LP2M
- Sabtu, 2 Maret 2024
- Dilihat 78 Kali
Dalam upaya meningkatkan reputasi publikasi ilmiah menuju internasional, Institut Agama Islam Negeri Madura telah mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas jurnal-jurnalnya. Dengan tujuan untuk mengindeks jurnal-jurnal di IAIN Madura pada Directory of Open Access Journals (DOAJ), IAIN Madura mengirimkan delegasi pengelola jurnal untuk mengikuti workshop tentang Indeksasi DOAJ di Sekretariat Pusat Rumah Jurnal Indonesia (baca : RJI) di Yogyakarta.
Dalam kegiatan tersebut, Rumah Jurnal IAIN Madura diwakili oleh perwakilan Pengelola Jurnal di lingkungan IAIN Madura yakni dari Editor Al-Ihkam: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial yang sudah terindeks Scopus (Q-1), Editor Tadris: Jurnal Pendidikan Islam (Sinta-2) dan perwakilan Editor Perdikan: Journal of Community Engagement (Sinta 4). Perwakilan tersebut mengikuti kegiatan selama 2 hari dengan harapan nanti semua ilmu dan informasi yang didapat dari kegiatan Workshop Indeksasi Jurnal ke DOAJ tersebut bisa didesiminasikan kepada semua Pengelola Jurnal di lingkungan IAIN Madura, yang notabene sampai saat ini sudah terdapat 27 Jurnal Ilmiah yang dIkelola di IAIN Madura.
Ihkwan Arif sebagai Managing Editor DOAJ Indonesia sekaligus sebagai narasumber kegiatan tersebut, mengungkapkan bahwa jurnal yang terindeks pada DOAJ adalah jurnal yang sudah dinyatakan terstandar dari sisi kebijakan keterbukaan pengelolaan jurnal (akses terbuka). Manfaat yang bisa diperoleh terutama oleh dosen yang artikelnya terbit pada jurnal terindeks oleh DOAJ adalah Perolehan Angka Kredit Maksimal 20 kum, meningkatkan diseminasi karya ilmiah melalui jurnal, dan meningkatkan nilai akreditasi jurnal. Kegiatan dimulai dengan pemaparan tentang apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan sebuah jurnal untuk bisa diindeks oleh DOAJ, diantaraya adalah kejelasan tentang hak cipta, lisensi artikel, dan biaya publikasi (article publication charge). “Semua kebijakan terkait akses terbuka harus jelas, tidak boleh tumpang tindih”, ungkap ikhwan arif. “Misalnya jika sebuah jurnal sudah jelas-jelas menyebutkan di website bahwa biaya publikasi jurnal tersebut adalah gratis, maka tidak boleh editor memungut biaya dari penulis”, tambahnya. Kegiatan dilanjutkan dengan membedah beberapa jurnal peserta yang sedang dipersiapkan untuk submit maupun yang pernah ditolak oleh DOAJ.
Wahyu selaku perwakilan editor dari jurnal Al-Ihkam menyatakan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk diikuti sebagai sarana evaluasi diri atas kesalahan-kesalahan kecil yang menjadi penyebab DOAJ menolak pengajuannya, sehingga dari kesalahan-kesalahan itu, dapat dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya sesuai dengan standar DOAJ. Menurutnya, pelatihan yang diisi langsung oleh Managing Editor DOAJ ini adalah peluang emas untuk selangkah lebih maju dalam mengawal jurnal-jurnal di lingkungan IAIN Madura terindeks DOAJ.
Diutusnya tiga delegasi dari editor jurnal sebagaimana dimaksud di atas, diharapkan dapat merangkul para editor jurnal di lingkungan IAIN Madura untuk bersama sama mengembangkan indeksasi jurnal ke lembaga Indeksasi internasional, dalam hal ini adalah DOAJ. Jamiludin Usman, selaku ketua rombongan mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat akan digelar semacam diseminasi kepada seluruh editor jurnal di lingkungan IAIN Madura, khususnya yang belum terindeks DOAJ. “Sebenarnya, hampir seluruh jurnal di IAIN Madura itu sudah siap untuk dievaluasi pada DOAJ, nanti kita ajak bareng-bareng semua editor jurnal untuk submit di DOAJ, harapannya 2024, minimal 40% jurnal IAIN Madura terindeks DOAJ,” pungkas Jamil.