Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

lp2m@iainmadura.ac.id

LPPM UIN Madura dan Yayasan Pakem Maddhu Pencetus Rekor MURI Transliterasi Terjemah Al-Qur’an Berbahasa Madura ke Carakan Madura

  • Diposting Oleh Admin Web LP2M
  • Senin, 1 Desember 2025
  • Dilihat 50 Kali
Bagikan ke

Pamekasan, sebuah capaian monumental kembali ditorehkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Madura. Pada Sabtu, 29 November 2025, kampus yang terus bergerak dalam pengembangan kebudayaan dan literasi keagamaan ini resmi menerima Penganugerahan Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Transliterasi Terjemah Al-Qur’an Berbahasa Madura ke dalam Carakan Madura.

Acara bersejarah tersebut berlangsung di Meeting Room Lantai 4 Gedung Rektorat UIN Madura dan bertepatan dengan agenda Kunjungan Kerja Menteri Agama Republik Indonesia, yang juga meresmikan Gedung Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) dan Gedung Layanan Akademik Terpadu.

Hadir Pimpinan PTKIN dan PTKIS

Kehadiran pejabat nasional dan pimpinan perguruan tinggi semakin menegaskan bobot pencapaian ini. Hadir dalam acara tersebut Anggota DPR RI Komisi VIII Dapil Madura, Forkopimda Kabupaten Pamekasan, Ketua CPNU Kab. Pamekasan, para rektor PTKIN dari seluruh Indonesia, serta para rektor dan pimpinan PTKIS se-Madura. Momentum yang biasanya diisi agenda formal kelembagaan ini menjadi semakin istimewa dengan pengumuman pengakuan MURI yang dianggap sebagai terobosan penting bagi pelestarian bahasa dan aksara lokal.

Penganugerahan disampaikan langsung oleh Lutvi Syah Pradana, Customer Relation Manager MURI, yang menegaskan bahwa capaian UIN Madura merupakan karya langka dengan tingkat kerumitan tinggi. “Transliterasi terjemahan Al-Qur’an berbahasa Madura ke aksara Carakan Madura adalah suatu kerja besar, langka, dan memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Inovasi ini bukan hanya menambah khazanah literasi Madura, tetapi juga memperkuat identitas keislaman masyarakat lokal,” ungkapnya dalam sambutan penyerahan penghargaan.

Berawal dari kerja sama riset Multi-Years LPPM dan Yayasan Pakem Maddhu. Prestasi ini bukan hadir dalam semalam. Proses panjang di baliknya merupakan bukti ketekunan dan keseriusan tim peneliti yang sejak beberapa tahun terakhir menggarap proyek multi years research yang melibatkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Madura dan Yayasan Pakem Maddhu.

Penelitian difokuskan pada transliterasi terjemahan Al-Qur’an berbahasa Madura ke dalam Carakan Madura, aksara tradisional yang selama ini hanya digunakan secara terbatas dalam tradisi lisan dan naskah kuno. Upaya ini menjadi tonggak penting dalam revitalisasi aksara lokal di tengah arus modernisasi.

Pekerjaan besar tersebut dipimpin oleh Dr. Moh. Hafid Effendy, M.Pd. bersama TIM 08 Pengurus Yayasan Pakem Maddhu yang sejak awal berkomitmen menjaga ketepatan linguistik, ketatabahasaan, serta keterbacaan teks, baik secara keilmuan maupun kaidah tradisi aksara Madura.

“Ini bukan hanya persoalan memindahkan teks Arab–Madura ke bentuk aksara lain. Ini persoalan memastikan pesan terjemahan tetap terjaga, sambil menghadirkan kembali Carakan Madura ke ruang publik ilmu pengetahuan,” ujar salah satu anggota tim yang hadir dalam sesi diskusi terpadu sebelum penuntasan hasil.

Sebelum diajukan ke MURI, hasil transliterasi juga melalui serangkaian diskusi terpumpun (FGD) bersama pakar aksara Madura. Tidak berhenti di sana, produk transliterasi mendapat validasi resmi dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, yang memastikan keselarasannya dengan kaidah baku aksara Madura dan ketepatan semantis terjemahan.

Validasi akademik dan kebahasaan ini menjadi dasar kuat bagi pihak universitas untuk mengajukan karya tersebut ke Museum Rekor-Dunia Indonesia.

Menuntaskan 10 Juz pada Tahun 2024. Hasil transliterasi tahap awal memuat Juz 1 sampai Juz 10, yang rampung pada tahun 2024. Pekerjaan besar tersebut kemudian diajukan oleh Rektor UIN Madura kepada MURI sebagai bentuk pengakuan atas kelangkaan, kompleksitas, dan nilai pelestariannya. Setelah melalui serangkaian verifikasi selama beberapa bulan, MURI akhirnya menetapkan transliterasi ini sebagai karya unik dan langka tingkat nasional, sehingga layak memperoleh rekor.

Rektor UIN Madura yang hadir mendampingi Menteri Agama menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya kebanggaan kampus, tetapi juga kebanggaan masyarakat Madura dan umat Islam yang menjunjung tinggi literasi Al-Qur’an.

“Penganugerahan ini menjadi tonggak sejarah bagi UIN Madura. Kami tidak hanya berkontribusi pada pengembangan akademik, tetapi juga pemajuan budaya lokal. Kami ingin menunjukkan bahwa aksara Madura bisa hadir dalam teks-teks besar agama dan menjadi bagian dari peradaban literasi Nusantara,” ujarnya dalam sambutan.

Pihaknya juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada tim LPPM, Yayasan Pakem Maddhu, dan seluruh mitra yang bekerja dalam senyap tetapi menghasilkan karya monumental.

Tidak berhenti pada 10 juz, TIM Pentranslit memastikan bahwa mereka akan melanjutkan transliterasi hingga tuntas 30 juz. Target ini sejalan dengan visi UIN Madura untuk menjadi pusat rujukan studi Islam dan kebudayaan Madura.

“Kami sudah merencanakan lanjutan transliterasi hingga khatam 30 juz. InsyaAllah akan selesai secara bertahap dengan pendekatan akademik yang lebih matang,” ujar Dr. Hafid.

Dengan penganugerahan rekor MURI ini, UIN Madura sekaligus menegaskan posisinya sebagai kampus yang konsisten melakukan inovasi akademik. Hal ini tidak hanya dalam sains dan teknologi, tetapi juga dalam pelestarian bahasa, aksara, dan tradisi keilmuan Islam di Indonesia.

Pamekasan, Madura dapat sekali lagi bangga: aksara lokal yang pernah terpinggirkan kini kembali mendapat panggung terhormat, melalui karya besar yang menghubungkan warisan tradisi dengan kebesaran kitab suci.